Banyak profesi
pekerjaan yang bisa dipilih, tetapi menjadi manusia batu jarang terlintas di
pikiran orang.
Laki-laki
tersebut bernama Idris. Sejak kehilangan pekerjaan pada bulan Juni 2012, pria
asal Bogor ini terus berpikir untuk mencari pekerjaan baru. Hingga suatu hari, Pak
Idris memutuskan untuk berdagang di depan Museum Fatahilah. Namun sesampainya
disana, ia melihat sudah banyak sekali para pedagang di sekitar Museum
Fatahila. Pak Idris pun tidak menyerah. Ia hanya duduk dan melihat kondisi
sekitar Museum. Saat itu pandangannya tertuju pada para pengunjung yang tengah
asik berfoto bersama meriam. Sebuah ide kreatif pun muncul. Ia berpikir mengapa
bukan ia saja yang menjadi objek foto bagi para pengunjung ? Saat itu ia hanya
mempunyai dua pilihan. Harus menjadi badut atau patung ? Namun karena
menurutnya badut sudah biasa dijumpai, maka ia pun memutuskan untuk menjadi
patung.

Tidak ada tarif
khusus untuk berfoto dengannya. Namun, dari pekerjaan sebagai manusia batu ini
Pak Idris mengaku bisa memperoleh mencapai 150 ribu hingga 300 ribu setiap
harinya.
Selang waktu 6
bulan berlalu bayak pedagang yang tertarik pada profesinya tersebut dan ingi
bergabung dengannya. Seperti pedagang kopi, minuman keliling, susu.
“Silahkan, ini
kan tempat umum tetapi jangan sama seperti saya.” Ungkap Pak Idris
Satu demi satu
mereka bergabung dengan Pak Idris. Hingga akhirnya terkumpullah 9 orang disaat
itu lah Pak Idris berpikiran untuk membuat komunitas. Pada tanggal 1 April 2013
jam 15.00 terbentuklah komunitas yang dinamakan komunitas manusia batu dengan
anggota 10 orang dengan Pak Idris.
“Saya tidak akan
menambah anggota agar terlihat esklusif kecuali ada anggotanya yang keluar.”
Sambil tertawa Pak Idris memperlihatkan giginya saja yang putih.