Rabu, 11 Maret 2015

Penulisan Artikel dan Tajuk Rencana


Artikel
Menurut Syamsul (2003:79) artikel adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang erisi pandangan (opini, gagasan (ide), pemikiran, serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini)seperti halnya tajuk rencana, dan surat pembaca.

Opini
Menurut Dan Nimmo adalah suatu respon aktif terhadap suatu stimulus, suatu respon yang direkonstruksikan melalui interpretasi pribadi yang berkembang dan menyumbang imej.

Tajuk Rencana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih, tajuk rencana diartikan dengan “induk karangan” di majalah, surat kabar atau kepala surat/kop surat. “Menajuk” diartikan juga dengan terkemuka, tempat tinggi. Dalam bahasa Belanda induk karangan ini disebut dengan hoofdartikel.

Tajuk rencana berasal dari kata “tajuk” yang juga disebut “mahkota,” “patam” atau “jamang” yang juga berarti perhiasan kepala seperti jambul dibuat dari bunga buatan jumbbai. Oleh sebab itu, Dja’far H. Assegaff mengatakan pula bahwa tidaklah salah jika disebut tajuk rencana merupakan mahkota surat kabar atau majalah.

Dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini, Assegeff menguntip Lyle Spencer, penulis buku Editorial Writing yang memberi batasan, “Tajuk rencana sebagai pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberi interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang ditanjukkan tadi.”

Kolom/esai
Kolom (article column) biasanya ditulis dengan gaya yang sangat ringan atau enteng dan diselingi humor-humor segar, walaupun masalahnya sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, keamanan, pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup, dan sebagainya).

Perbedaan kolom dengan tajuk rencana tidak terletak pada tema atau topik yang dipilih, tetapi lebih pada cara penyampaiannya. Bila tajuk rencana disampaikan dengan cara yang sangat serius, kolom bisa lewat secara melenggang santai dengan humor-humor segar. Tajuk rencana harus logis, rasional, atau masuk akal, sedangkan kolom bisa memainkan kata-kata berupa pribadi yang sedikit nyeleneh.

Penulis kolom bisa berasal dari wartawan koran bersangkutan atau dari lua. Penulis kolom dari luar secara teratur mengirim tulisannya, yang bisa secara harian,  mingguan, dwimingguan, atau bulanan.

Surat Pembaca
Bagi pers Indonesia, surat pembaca bukan sekedar ajang saling menyampaikan unek-unek, tetapi juga bisa sebagai tempat untuk tukar pendapat atau forum dialog mengenail banyak hal yang terjadi dalam masyarakat.

Mereka pada dasarnya juga ingin didengar. Mereka juga memerlukan saluran untuk berekspresi. Mereka juga ingin aspirasinya didengar dan tidak hanya dicekoki dengan berita-berita setiap hari.

Sebagai media penyalur aspirasi itulah surat kabar dan majalah juga menyediakan ruang untuk apa yang disebut dengan “surat kabar”. Isinya pun beragam. Namun, umumnya berisi protes atas pelayanan publik. Mereka mengkritik lembaga negara dan lembaga publik lainnya yang tidak becus. Sebagian lagi menyampaikan pendapat atas suatu kejadian. Seperti tajuk, sebagian surat bersifat menggurui, menasihatin, menegur, dan lain-lain.

Referensi
Sedia Willing Barus. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, Erlangga, Jakarta, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar